Minyak
goreng sehat dari kelapa
1. Latar
belakang
Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan
atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar
dan biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng dari tumbuhan
biasanya dihasilkan dari tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai,
dan kanola.
Minyak kelapa tak asing lagi selain di digunakan sebagai minyak goreng,
untuk menggoreng ikan atau jajanan kering, minyak kelapa juga kita gunakan
sebagai obat. Dahulu membuat minyak kelapa tergantung dengan musim kelapa
biasanya juga membuat minyak kelapa jika ada kebutuhan seperti, sebagai
pengobatan yang memang membutuhkan minyak kelapa. Pembuatan minyak kelapa
membutuhkan proses lama (berjam-jam) tergantung banyak kelapanya.
Minyak goreng umumnya berasal dari minyak kelapa
sawit, akan minyak goreng yang berasal kelapa dapat digunakan untuk
menggoreng karena struktur minyaknya yang memiliki ikatan rangkap sehingga minyaknya termasuk lemak tak jenuh yang sifatnya stabil. Selain itu pada minyak
kelapa terdapat asam lemak
esensial yang tidak dapat disintesis oleh tubuh. Asam lemak tersebut
adalah asam palmitat, stearat, oleat, dan linoleat. Selain minyak kelapa sawit
adalah minyak goreng yang berasal dari kelapa juga bisa digunakan untuk
menggoreng. Selain itu terdapat juga minyak lain seperti minyak biji anggur, bunga matahari, kedelai, dan zaitun. Minyak-minyak tersebut kurang cocok apabila digunakan
untuk menggoreng, karena harganya yang mahal hanya diperolah dalam jumlah yang
sedikit, namun minyak-minyak ini memiliki kandungan asam lemak yang tinggi dan biasa digunakan
sebagai bahan tambahan pada salad dan makanan lainnya.
Fakta Minyak Goreng Non-Kolestrol
Ketika para produsen minyak berusaha mempromosikan minyak goreng sebagai
minyak yang sehat dan tidak mengandung kolesterol, hal tersebut memang benar
adanya. Mengapa? Fakta yang umum diketahui adalah asam lemak tak jenuh
merupakan lemak yang aman bagi kadar kolesterol dan lemak jenuh adalah lemak
jahat yang beresiko meningkatkan kolesterol serta memicu terjadinya berbagai
macam penyakit.
Pada dasarnya, bahan pembuat minyak goreng non-kolesterol yang sering
dipromosikan, kebanyakan terbuat dari kelapa sawit dan bahan-bahan nabati
lainnya, bukan dari lemak hewani yang merupakan sumber kolesterol sehingga
minyak goreng yang dilabeli “non-kolestrol”, memang mengandung lebih banyak
kandungan asam lemak tak jenuh ketimbang asam lemak jenuh.
Inilah alasan mengapa para produsen minyak sebenarnya tidak berbohong saat
mereka mempromosikan minyak goreng dengan label non-kolesterol. Mungkin yang
patut menjadi pertimbangan kita sebelum membeli minyak goreng adalah memastikan
kadar lemak jenuh dan lemak tak jenuh pada kemasannya.
2. Visi
Menjadi pihak yang mampu bersaing di era globalisasi yang menguntungkan
bagi pelanggan produk yang berbasis kelapa yang baik
untuk kesehatan.
3. Misi :
- Mencapai hasil yang
maksimal dalam kualitas maupun kuantitas
- Mencapai Standar
Kualitas yang baik
- Mempertahankan tingkat
integritas tertinggi
- Kembali ke Masyarakat dan
Komunitas dengan
membuka lapangan pekerjaan
4. Produk
Kami memproduksi minyak goreng yang berasal dari
kelapa sebagai pengganti minyak goreng yang beredar dipasaran yang berasal dari
kelapa sawit. Setiap produksi kami dapat mengotrol proses pembuatan minyak
goreng dari kelapa, sehingga baik dikonsumsi dan juga mempunyai nilai jual yang
mampu bersaing dengan minyak goreng yang sudah beredar dipasaran. Kami juga
dapat mempertahankan mutu dengan cara penyimpanan minyak yang baik.
Walaupun permintaan pasar akan minyak goreng tidak
terlalu tinggi karena besarnya persaingan di pasar, namun sebagai pelaku
usaha kami tetap memperhatikan kualitas minyak goreng yang kami produksi.
Dan dalam proses pembuatan tidak ada bahan tambahan seperti bahan
pengawet. Sedangkan untuk pemilihan bahan baku, kami gunakan bahan–bahan yang
berkualitas. Sehingga minyak yang kita hasilkan aman untuk dikonsumsi dan tidak
membahayakan kesehatan para konsumen.
5. Pengecekan kualitas
Merupakan kegiatan untuk memantau, mengevaluasi dan
menindaklanjuti agar minyak yang kami produksi berkualitas, sehat dan aman
untuk dikonsumsi serta tahan lama jika disimpan sebelum digunakan walaupun
tidak dalam waktu yang lama, karena dalam proses pembuatannya tidak ditambahkan
bahan pengawet.
Fungsi
1. Menjaga kualitas produk
2. Meningkatkan senantiasa efisiensi pengawasan kuantitas agar mampu membantu mengurangi resiko tidak ketersediaan produk.
3. Membuat tindakan pencegahan di dalam proses produksi dengan tujuan untuk
mencapai kualitas produk yang baik dengan cara mengikuti langkah pengerjaan
dengan hati-hati
Memberikan penjelasan yang detail dan baik di dalam produksi tentang
kualitas seperti apa yang bisa diterima ataupun yang ditolak
6. Modal
usaha
Dalam menjalankan usaha ini,
kami meminjam modal dari PNPM sebesar 20 juta. Modal tersebut kami gunakan
untuk membeli bahan baku, membeli alat dan membayar tenaga kerja pada awal
usaha.
7. Konsumen
Dengan banyaknya persaingan pasar, kami harus bekerja
lebih untuk mendapat langganan tetap. Karena hampir semua kalangan membutuhkan
minyak goreng dalam kehidupan sehari-hari. Disamping konsumen rumahan,
permintaan akan minyak goreng juga datang dari agen penjual bahan pokok yang
menggunakan produk kami untuk dijual kembali.
8. Pegawai
Usaha rumahan atau yang sering disebut dengan home
industry, pada mulanya bisa dilakukan sendiri dengan dibantu anggota keluarga,
akan tetapi dengan meningkatnya pesanan produk, menyebabkan keharusan dalam
menambah tenaga dalam mengembangkan usaha tersebut. Untuk itu dalam jangka 1
tahun ini, kami mempunyai tenaga kerja dalam mengelola usaha berjumlahkan 10
orang, jumlah tersebut sudah mencakup dalam semua bagian pekerjaan yang ada
dalam usaha. Dengan adaya tenaga tambahan, pekerjaan yang dilakukan menjadi
lebih dan bisa dilakukan dengan maksimal. Dan juga dalam pemilihan tenaga
kerja, kita pilih dari warga sekitar yang tidak mempunyai pekerjaan tetap.
9. Waktu kerja
Dalam menjalankan usaha produksi minyak goreng
ini, dibutuhkan waktu yang cukup untuk proses pembuatan dan juga dalam
pemasaran. Dengan demikian, untuk dapat mengatur segala kegiatan yang ada, saya
sebagai pemilik usaha memberikan waktu atau jam bekerja untuk tenaga kerja.
Waktu kerja dimulai pukul 08.00 – 16.30, waktu tersebut sudah termasuk makan
siang, istirahat, dan juga untuk waktu beribadah.
10. Sistem pemasaran
Produk dipasarkan dipasar
tradisional, toko-toko atau agen dan warung sekitar, serta tetangga sekitar rumah. Dan juga kami gunakan bantuan
internet dalam memasarkan produk, sehingga dapat menjangkau pemasaran yang
lebih luas, hingga ke berbagai daerah. Dengan
sasaran pemakaian utama yaitu untuk menggoreng. Dan dalam pemasaran kita
lakukan survey untuk kemajuan produk kami.
Bagaimana
dengan Anda,,???
Mulailah
walaupun itu kecil, suatu saat akan besar jika kita mau dan berusaha, seperti
pohon yang subur jika kita rawat,,
Semangat,,