Rabu, 22 Mei 2013

Bahaya Formalin Dalam Makanan

0 komentar

BAHAYA FORMALIN PADA MAKANAN


Saat ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran yang dibuat untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan, juga dibuat bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh digunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan.
Salah satu bahan kimia yang berakibat fatal jika di campur atau digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan yang sering dijumpai pada fenomena sekarang ini yaitu formalin.

Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 %. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya. Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.
Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin. Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi formalin:

a. Mi basah
Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 oC) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10oC). Baunya agak menyengat yaitu bau dari formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.

b. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 oC) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 oC). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.

c. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 oC). Teksturnya juga sangat kenyal.

d. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 oC). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.

e. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar ( 25 oC). Tubuh ikan bersih, cerah.

Mengenal Formalin dan Bahayanya
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin terkandung sekitar 37% formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 % sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.


Nama lain formalin:
- Formol - Methylenealdehyde - Paraforin
- Morbicid - Oxomethane – Polyoxymethylene glycols
- Methanal - Formoform – Superlysoform
- Formic aldehyde - Formalith - Tetraoxymethylene
- Methyl oxide - Karsan - Trioxane
- Oxymethylene - Methyleneglycol

Penggunaan formalin
1. Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian
2. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain
3. Bahan pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak
4. Dalam dunia fotografi biasaya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas
5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea
6. Bahan pembuatan produk parfum
7. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak
9. Bahan untuk insulasi busa
10. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood)
11. Dalam konsentrasi yag sangat kecil (<1 persen) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.


Bahaya bila terpapar oleh formalin
a. Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia.

b. Bahaya jangka pendek (akut)
1. Bila terhirup
- Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
- Kerusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkakan paru.
- Tanda-tada lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada, yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
- Pada konsentrasi yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.

2. Bila terkena kulit
Apabila terkena kulit maka akan menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

3. Bila terkena mata
- Apabil terkena mata dapat menimbulkan iritasi mata sehingga mata memerah, rasanya sakit, gata-gatal, penglihatan kabur dan mengeluarkan air mata.
- Bila merupakan bahan berkonsentrasi tinggi maka formalin dapat menyebabkan pengeluaran air mata yang hebat dan terjadi kerusakan pada lensa mata.

4. Bila tertelan
- Apabila tertelan maka mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan , sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma.
- Selain itu juga dapat terjadi kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan syaraf pusat dan ginjal.
Pencegahan:
1. Terhirup
- Untuk mencegah agar tidak terhirup gunakan alat pelindung pernafasan, seperti masker, kain atau alat lainnya yang dapat mencegah kemungkinan masuknya formalin ke dalam hidung atau mulut.
- Lengkapi sistem ventilasi dengan penghisap udara (exhaust fan) yang tahan ledakan.

2. Terkena mata
- Gunakan pelindung mata atau kacamata pengaman yang tahan terhadap percikan.
- Sediakan kran air untuk mencuci mata di tempat kerja yang berguna apabila terjadi keadaan darurat.

3. Terkena kulit
- Gunakan pakaian pelindung bahan kimia yang cocok.
- Gunakan sarung tangan yang tahan bahan kimia.

4. Tertelan
Hindari makan, minum dan merokok selama bekerja. Cuci tangan sebelum makan.

Cara penyimpanan formalin :
1. Jangan disimpan di lingkungan bertemperatur di bawah 15 oC
2. Tempat penyimpanan harus terbuat dari baja tahan karat, alumunium murni, polietilen atau poliester yang dilapisi fiberglass.
3. Tempat penyimpanan tidak boleh terbuat dari baja biasa, tembaga, nikel atau campuran seng dengan permukaan yang tidak dilindungi/dilapisi.
4. Jangan menggunakan bahan alumunium bila temperatur lingkungan berada di atas 60 oC

Sumber : http://apriyantopakayakesmasung2009.blogspot.com/
 
Copyright © IPUT UMIYAH